Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

 

“TKVDW”

“Didalam usia ini,

masa darah muda cepat alirnya dalam diri,

dan khayal serta sentimen masih memenuhi jiwa,

diwaktu itulah ilham kisah ini mulai kususut,

kisah yang mungkin nanti orang berkata,

seakan tuan menceritakan nasib sendiri,

siapapun dia yang menjadi tokoh cerita ini,

hidupnya telah dirundungkan kemalangan sejak kecil,

dia yatim piatu dan hanya tinggal dengan pengasuhnya.” Zainudin~

   

“Assalamualaikum wr.wb. Bersama adik saya Ahmad, saya kembalikan payuang yang saya pinjam, alangkah besar terimakasih saya atas pertolongan tuan, tak dapat disini saya nyatakan. pertama diwaktu hari hujan tuan telah sudi berbasah-basah memelihara diri seorang anak perempuan yang belum tuan kenal, kedua kesyukuran saya lebih lagi dapat berkenalan dan bersahutan mulut dengan tuan, orang yang selama ini terkenal baik budi, sehingga bukan saja hujan mendatangkan basah tetapi mendatangkan rahmat. moga-moga pada waktu kelak dapatlah saya membalas budi tuan.” ~HAYATI~

“Gemetar tanganku, Ketika ingin menulis untukmu, hatiku memaksaku menulis, banyak yang terasa tetapi setelah ku pegang penaku hilang akalku, tidak tentu harus darimana ku mulai, agaknya buruk saya berkirim surat ini dalam pandangan umum, saya tau sedikit adat negrimu yang kokoh, dimakasar saya di anggap orang padang, disini saya dianggap orang makasar.” Zainudin~

“Maaf saya mencurahkan kepedihanku Hayati, saya kirimkan surat ini tidak minta dibalas, hanyalah semata mengadukan hal dan saya pun yakin tangan yang begitu halus, mata yang penuh kejujuran itu tidak akan sampai mengecewakan hati, sudikah engkau jadi sahabatku Hayati. Saya sadar saya melarat anak orang terbuang, yatim dan piatu tapi InshaAllah hatiku sangat tulus, percayalah.. akan sulit bagimu bertemu hati InshaAllah sebersih hatiku karna dicuci air mata derita sejak lahir Wassalam.” Zainudin~

“Jangan dikecewakan hati orang yang berlindung kepadamu.”Zainudin~

 “Hayati kau memberi harapan kepadaku, kau telah memberi kekuatan kepadaku untuk berani menyatakan yang sebenarnya dan inilah kejujuranku Hayati saya memberanikan diri untuk mengatakan, saya mencintaimu Hayati. saya mengharapkan kau sudi menjadi hidupku selamanya saya telah jatuh hati kepadamu mudah-mudahan kau sudi menjadi pedampingku dunia akhirat, balasan suratmu sangat ku tunggu Hayati” Zainudin~

 

“Walaupun kau pergi jiwamu akan selalu dekat dengan jiwaku.” Hayati~

“Jangan pernah bersedih,

jangan putus asa,

cinta itu bukan memakan hati,

bukan membawa tangis,

bukan membuat putus asa,

tetapi cinta itu menguatkan hati,

menghidupkan pengharapan.” Hayati~

 

 

“saya putus asa kalo saya timbul pengharapan

dalam hidup yang belum tentu tujuannya ini,

semuanya bukan bergantung pada diriku,

bukan pula pada orang lain tetapi pada kau Hayati.” Zainudin~

“kau yang sanggup menjadikan saya seorang gagah berani,

kau pula yang sanggup menjadikan saya sengsara selamanya,

kau boleh memutuskan pengharapan untukku,

kau pun sanggup membunuhku.” Zainudin~

 

Zainudin, hati saya dipenuhi cinta kepada kau,

dan biar tuhan mendengarkan,

bahwa engkaulah, Zainudin yang akan menjadi suamiku kelak,

bila tidak di dunia, kaulah suamiku di akhirat.” Hayati~

 

“Sehina akan khianat atas janji,

tidak akan berdusta dihadapan tuhan,

disaksikan oleh arwah nenek moyangku.” Hayati~

 

“Dan jika kau berjalan dengan jauh atau dekat sekalipun,

Entah tidak kembali dalam masa setahun,

Masa dua tahun, masa sepuluh tahun,

Hitam negeri batipuh ingin membuat dirimu kembali,

Saya akan tetap menunggu, carilah kebahagiaan kita,

kemanapun engkau pergi saya tetap untukmu,

dan jika kita bertemu kelak, saya akan tetap bersih dan suci untukmu kekasihku untukmu.” Hayati~

 

“Baiklah Hayati, saya akan berangkat dengan harapan yang penuh,

Harapan yang tadinya sebelum kau kelihatan berdiri disini sudah hampir hilang.” Zainudin~

 

“Hayati, mana tahu entah kapan pula kita akan bertemu,

Berilah saya satu tanda mata, ajimatmu dalam hidupku dan akan ku wasiatkan meletakkannya dalam kafanku jika ku mati, berilah, meskipun barang itu murah bagimu tapi bagiku itu sangatlah mahal.” Zainudin~

 

“Simpanlah ini sebagai ajimatmu,

Hati dan jiwaku ada bersamanya.” Hayati~

 

 “Zainudin Kekasihku, lepas napasku yang sesak rasanya,

Kita akan segera bersuah kekasih hatiku,

Saya telah diberi izin berkunjuang kepadang panjang,

Sepuluh hari untuk datang kepacuan kuda dan pasar keramaian,

Saya akan tinggal dirumah sahabatku, khadijah.
 Zainudin alangkah beruntungnya kita,

Kita dapat bertemu muka pada tiap-tiap hari,

Pacuan dan keramaian setiap hari Zainudin setiap hari,

Untuk mengobati hati kita dan menghilangkan gundah yang bersarang.” Hayati~

 

“Hayati kekasihku, bagaimana kejadian yang sebenarnya sudah ditutupkah perjalanan hidup kita, benarkah telah putus pertalian kita, ingatkah kau kita telah berjanji bersama sehidup semati, apakah yang telah menyebabkan saya yang tercoreng dari hatimu, Hayati, Kau tertipu mereka telah menipumu dengan harta benda dan hawa nafsu, jangan sampai terlintas dalam dihatimu bahwa didunia ada satu bahagia yang melebihi bahagia cinta, Hayati Kekasihku, pada dirimulah bertemu lambang kesucian kemurnian yang dipenuhi oleh cinta ini disaat orang lain membenciku lantaran miskinku lantaran bangsaku telah kau sambut tanganku yang lemah telah kau terima suaraku yang paraf, saya sudah tau kau dan azis telah bertunagan tidak bisa saya pungkiri tetapi setelah saya dengar siapa azis sebenarnya maka kukirimkan surat ini tuk mengingatkan, bahwa perkawinanmu tidak bertemu dengan cita-citanya yang sejati, ini hanya perkawinan harta dan perkawinan kecantikan, Tidak, Tidak Saya percaya bahwa kau begitu kejam dan ganas, saya masih ingat suatu sore didanau hati yang lemah lembut itu, air mata yang mengalir dipipi jatuh mendekati mulutnya yang ikhlas berjanji tuk selamanya hidup denganku.” Zainudin~

 

“Engku Zainudin Ini bukanlah perkawinan harta dan kecantikkan,

Sayalah yang telah mengambil keputusan untuk bersuami uda Azis,

Lawan saya adalah hati saya sendiri,

Sehingga saya terima tawaran ini,

Kita akan sama-sama menangis buat sementara waktu,

Tapi kelak engku akan sadar,

Bahwa hidup seperti ini yang telah dipilihkan Allah buat kebahagiaan engku,

Engku pilih sajalah seorang istri lebih cantik dan lebih kaya daripada saya,

Engku tahu bahwa saya seorang gadis yang miskin,

 Dan engkupun hidup dalam melarat pula,

 tak cukup untuk menegakkan rumah tangga,

maka lebih baik kita singkirkan perasaan kita,

dan berpisah.” Hayati~

 

“Marilah kita bersahabat untuk selamanya,

Dan saya harap engku lupakan segala hal yang telah berlalu,

Maafkan kesalahan dan keteledoran saya,

Kita  pandang saja yang dahulu tidak pernah terjadi.” Hayati~

 

“Semuda ini usiaku, sudah begitu berat luka yang harus ku tangguh.” Zainudin~

 

 “Coba lihat lagi dunia lebih luas dan melihat kedalamnya,

Disana masih banyak kebahagiaan dan ketentraman yang di simpan.” Muluk~

 

“Cinta bukan mengajarkan kita untuk menjadi lemah,

tetapi membangkitkan kekuatan,

cinta bukan melemahkan semangat,

tetapi membangkitkan semangat.” Muluk~

 

 “Kalau pikiran tertutup bagaimana mungkin bisa mengarang.” Zainudin~

 

“Ketika tertimpa hal-hal seperti inilah maka terbuka pikiran membuat karangan.” Muluk~

 

 

“Sudah terjadi biarlah terjadi,

lukapun ada sembuhnya.” Zainudin~

 

“orang bilang cakrawala akan lebih luas disana.” Zainudin~

 

“Saya punya keyakinan kalau anak muda seperti ini, Pintar, Jujur dan juga bisa di Percaya.” H.Kasim dari surabaja~

 

“Makanlah! kalo perut terisi maka pikiran akan jernih.” Zainudin~

“Sudah terlalu lama saya makan hati bertulang jantung.” Hayati~

“Permatakoe Jang Hilang.” Bingkai Foto Hayati~

 

Maaf!... Kau regas segenap pucuk pengharapanku

Kau patahkan! kau minta maaf. Zainudin~

 

“Demikianlah perempuan, ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil,

dan dia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya.” -“Lupa kah kau siapa diantara kita yang kejam”- Zainudin~

 

“Kau bukan kecintaanku,

bukan tunangangku,

bukan istriku tetapi,

janda dari orang lain,

maka dari itu,

secara seorang sahabat bahkan,

secara seorang sodara,

saya akan kembali teguh,

memegang janjiku dalam persahabatan itu,

sebagaimana teguhku dahulu memegang cintaku.” Zainudin~

 

Tidak!.. Pantang pisang berbuah dua kali,

pantang pemuda makan sisa.” Zainudin~

 

“Berdebar jantungku,

hatiku seakan menolak,

melihat kapal ini,

kakiku seakan terpaku dibumi,

Seakan orang yang akan kalam masuk kelaut rasanya,

dan tidak akan timbul lagi.” Hayati~

 

 

 

“Pergantungan jiwaku Zainudin,

sungguh besar sekali harapanku,

untuk bisa hidup didekat mu,

supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya,

bersamamu supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar,

yang telah ku perbuat terhadap dirimu, saya tebus.

Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya jadi cita-cita,

sebab engkau sendiri yang menutup pintu didepanku,

saya kau larang masuk.

Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam,

 kesakitan yang telah sekian lama bersarang didalam hati,

lantaran membalas dendam itu engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam,

engkau renggutkan tali pengharapanku,

padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung.

Sebab itu, percayalah Zainudin, bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang bukan ia menimpa celaka kepada ku saja tetapi kepada kita berdua karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku. Zainudin, kalau saya tak ada hidupmu tidak juga akan beruntung, percayalah.. didalam jiwaku ada suatu kekayaan besar yang engkau sangat perlu kepadanya dan kekayaan itu belum pernah ku berikan kepada orang lain walaupun kepada Azis, kekayaan itu ialah kekayaan cinta. Seandainya kau terima kembali kedatanganku,

saya tidak akan meminta balasan dari engkau,

balasan yang aku harapkan dari cinta suciku hanyalah dari Allah,

supaya engkau diberinya bahagia,

balasan kedua yang saya harapkan adalah supaya saya dapat selalu hidup didekatmu selamanya. Zainudin,

engkau akan beroleh seorang perempuan yang masih suci batinnya,

suci jiwanya, belum pernah disentuh orang lain, hatinya belum pernah dirampas orang, yang tidak ada bedanya dengan Permatamu yang hilang dan dengan gadis batipuh yang engkau cintai dua dan tiga tahun lalu yang gambarnya tergantung dikamar tulis tetapi sungguh pun demikian pembalasanmu, kesalahanmu itu telah ku maafkan, sebabnya ialah lantaran saya cinta akan engkau dan karna saya tahu engkau lakukan semua lantaran cintamu kepadaku. Saya akan pulang, hanya dua yang kutunggu dibatipuh, pertama, adalah kedatanganmu kembali untuk menjemputku. kedua, menunggu maut datang apabila kau tidak pernah datang kembali kepadaku,

Cuma satu pengharapan yang penghabisan,

Heningkan hatimu kembali,

Sama-sama kita habisi kekecewaan yang sudah-sudah,

Maafkan… saya, cintai saya kembali,

Zainudin, kaulah yang terpatri didalam do’aku,

Bila saya menghadap tuhan diakhirat,

Kalau ku mati lebih dahulu daripadamu,

Jangan kau berduka hati,

Melainkan sempurnakanlah permohonan do’a kepada tuhan,

Selamat tinggal Zainudin, selamat tinggal wahai orang yang kucintai didunia ini, aku cinta akan dikau, semoga hati kita sama-sama dirahmati tuhan,

Selamat tinggal Zainudin, aku cinta akan engkau,

Dan kalau ku mati, adalah kematianku dalam mengenang engkau.”

“~HAYATI~”

 

 

“Bacakan dua kalimat suci ditelingaku.” Hayati~

 

 

TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

Kisah cinta zainudin

 

 

Komentar